Kesantunan berbahasa merupakan salah satu aspek penting dalam komunikasi, terutama dalam Bahasa Melayu. Ia melibatkan penggunaan bahasa yang sopan, santun, dan menunjukkan rasa hormat kepada orang lain. Artikel ini akan membincangkan konsep kesantunan berbahasa, ciri-ciri kesantunan berbahasa dalam konteks lisan dan tulisan, serta pentingnya berkomunikasi dengan sopan dalam masyarakat.
Konsep Kesantunan Berbahasa
Kesantunan berbahasa merujuk kepada cara berkomunikasi yang sopan, hormat, dan sesuai dengan konteks serta situasi yang berlaku. Terdapat beberapa ciri yang menunjukkan kesantunan berbahasa, antaranya:
a) Bentuk Sapaan dan Gelaran
Bentuk sapaan dan gelaran adalah cara untuk menunjukkan rasa hormat kepada individu yang kita bicarakan. Dalam Bahasa Melayu, kita perlu memilih bentuk sapaan dan gelaran yang tepat mengikut konteks dan situasi, seperti:
- Gelaran kekeluargaan (misalnya: Abang, Kakak, Pak, Mak)
- Gelaran keturunan (misalnya: Tengku, Raja, Syed, Sharifah)
- Gelaran anugerah (misalnya: Datuk, Tan Sri, Puan Sri)
- Gelaran ikhtisas (misalnya: Profesor, Doktor, Ir.)
b) Ungkapan Bertatasusila
Ungkapan bertatasusila adalah kata-kata atau frasa yang digunakan untuk menunjukkan kesopanan, seperti “Terima kasih”, “Sila masuk”, dan “Jemput duduk”. Penggunaan ungkapan bertatasusila menunjukkan rasa hormat dan menghargai orang yang kita bicarakan.
c) Kata Ganti Nama Diri
Kata ganti nama diri digunakan mengikut konteks dan situasi, dan ia menunjukkan hubungan antara penutur dan pendengar. Dalam Bahasa Melayu, terdapat beberapa jenis kata ganti nama diri yang digunakan untuk menunjukkan kesantunan, seperti “saya”, “anda”, “kami”, dan “kalian”.
d) Intonasi dan Gaya Bahasa Badan
Intonasi dan gaya bahasa badan juga penting dalam kesantunan berbahasa. Cara kita mengekspresikan diri melalui nada suara dan bahasa badan menunjukkan sikap kita terhadap orang yang kita bicarakan. Oleh itu, penting untuk menggunakan intonasi dan gaya bahasa badan yang sesuai ketika berkomunikasi.
Ciri Kesantunan Berbahasa dalam Konteks Lisan dan Tulisan
a) Penggunaan Ungkapan Bertatasusila
Ungkapan bertatasusila digunakan dalam konteks lisan dan tulisan untuk menunjukkan kesopanan dan hormat. Contoh ungkapan bertatasusila dalam Bahasa Melayu termasuk “Terima kasih”, “Sila masuk”, dan “Jemput duduk”.
b) Penggunaan Kata Ganti Nama Diri
Kata ganti nama diri digunakan mengikut konteks dan situasi dalam komunikasi lisan dan tulisan. Jenis-jenis gelaran yang digunakan dalam Bahasa Melayu termasuk gelaran kekeluargaan, keturunan, anugerah, dan ikhtisas.
c) Penggunaan Bentuk Sapaan, Gelaran, dan Rujukan Kehormat
Bentuk sapaan, gelaran, dan rujukan kehormat digunakan mengikut situasi dalam konteks lisan dan tulisan. Contohnya, kita mungkin menggunakan gelaran seperti “Dato'”, “Datuk Seri”, atau “Tun” ketika merujuk kepada individu yang memiliki anugerah tersebut.
d) Penggunaan Intonasi dan Gaya Bahasa Badan
Intonasi dan gaya bahasa badan digunakan dalam konteks lisan untuk menunjukkan kesantunan berbahasa. Kita perlu memastikan nada suara dan bahasa badan kita menunjukkan rasa hormat dan sopan ketika berkomunikasi.