Fitohormon | Nota Biologi Tingkatan 5 | Nota Biologi Bab 5 | Gerak Balas dalam Tumbuhan |
Fitohormon (Nota Biologi Tingkatan 5)
Tanaman adalah makhluk hidup yang luar biasa, dan kemampuannya untuk tumbuh dan bergerak dalam merespons lingkungannya sangat menakjubkan. Fitohormon adalah senyawa kimia alami yang memainkan peranan krusial dalam mengatur pertumbuhan, perkembangan, dan respons tanaman terhadap lingkungan. Artikel ini akan membahas berbagai jenis fitohormon dan fungsi masing-masing, serta dua jenis tropisme utama yang mempengaruhi pertumbuhan pucuk dan akar tanaman. Mari kita simak lebih lanjut!
A. Fitohormon dan Fungsinya
1. Auksin
Auksin merupakan fitohormon yang berperan penting dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Fungsi-fungsinya meliputi:
- Merangsang pertumbuhan dan pertumbuhan pucuk, sehingga tanaman dapat tumbuh lebih tinggi.
- Merangsang pertumbuhan akar pada kepekatan rendah, memungkinkan tanaman untuk menyerap lebih banyak nutrisi dari tanah.
- Merangsang perkembangan buah selepas persenyawaan, yang penting untuk reproduksi dan pembentukan biji.
- Menghambat pertumbuhan tunas lateral, sehingga energi tanaman dapat lebih fokus pada pertumbuhan pucuk utama.
- Menghambat pertumbuhan akar pada kepekatan tinggi, melindungi tanaman dari paparan tingkat nutrisi yang berlebihan.
- Menghambat penuaan buah dan daun, menjaga keseimbangan pertumbuhan dan metabolisme tanaman.
2. Giberelin
Giberelin berperan dalam mengatur pemanjangan sel pada batang tanaman. Fungsi-fungsinya meliputi:
- Merangsang pemanjangan sel pada batang, membantu tanaman tumbuh lebih tinggi.
- Merangsang percambahan biji, memicu proses pertumbuhan dari biji menjadi tunas.
- Merangsang perkembangan buah-buahan tertentu, mengatur perkembangan dan kematangan buah.
3. Sitokinin
Sitokinin berperan dalam mengatur pembahagian sel dan pertumbuhan tunas lateral. Fungsi-fungsinya meliputi:
- Merangsang pembahagian sel ketika hadir bersama auksin, memfasilitasi pertumbuhan dan pembentukan jaringan baru.
- Merangsang pertumbuhan tunas lateral, memungkinkan tanaman untuk tumbuh ke samping dan menghasilkan cabang-cabang baru.
- Melambatkan penuaan daun, mempertahankan klorofil dan menjaga kesehatan daun tanaman.
4. Asid Absisik
Asid absisik berperan dalam mengatur penutupan stomata dan percambahan biji benih. Fungsi-fungsinya meliputi:
- Merangsang penutupan stomata pada saat tekanan air rendah, membantu mengurangi kehilangan air melalui proses transpirasi.
- Menghambat percambahan biji benih, sehingga biji tetap tidur dalam kondisi lingkungan yang tidak sesuai untuk pertumbuhan.
5. Etilena
Etilena berperan dalam merangsang pematangan buah dan penuaan buah dan daun. Fungsi-fungsinya meliputi:
- Merangsang pematangan buah, sehingga buah dapat mencapai tingkat kematangan yang tepat untuk dikonsumsi.
- Merangsang penuaan buah dan daun, membantu tanaman melepaskan bagian-bagian yang sudah tidak efisien lagi.
B. Fototropisme dan Geotropisme
Fototropisme dan geotropisme adalah dua jenis tropisme utama yang mempengaruhi pertumbuhan pucuk dan akar tanaman. Mari kita lihat lebih dekat bagaimana tanaman merespons rangsangan cahaya dan gravitasi:
1. Fototropisme
Fototropisme adalah respons pertumbuhan tanaman terhadap cahaya. Terdapat dua tipe fototropisme berdasarkan arah cahaya:
- Fototropisme Positif:
Pada fototropisme positif, pucuk tanaman merespons cahaya dengan membengkok ke arah sumber cahaya. Ini memungkinkan tanaman untuk tumbuh menuju cahaya, yang sangat penting untuk proses fotosintesis.
- Fototropisme Negatif:
Pada fototropisme negatif, akar tanaman merespons cahaya dengan membengkok menjauh dari arah cahaya. Ini membantu akar tetap berada di dalam tanah, di mana mereka dapat mencari air dan nutrisi yang diperlukan untuk tanaman.
2. Geotropisme
Geotropisme adalah respons pertumbuhan tanaman terhadap gravitasi. Seperti fototropisme, ada dua tipe geotropisme berdasarkan arah gravitasi:
- Geotropisme Positif:
Pada geotropisme positif, akar tanaman tumbuh ke bawah, menuju ke arah tarikan gravitasi. Hal ini membantu akar menembus lebih dalam ke dalam tanah dan mengakar dengan lebih kuat.
- Geotropisme Negatif:
Pada geotropisme negatif, pucuk tanaman tumbuh ke atas, menjauh dari tarikan gravitasi. Ini memungkinkan tanaman untuk tumbuh ke atas menuju cahaya, yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan pucuk.
C. Kaitan Antara Fitohormon dan Tropisme
Ternyata, fitohormon juga berperan penting dalam mengatur tropisme pada tanaman. Bagaimana kaitannya? Mari kita lihat:
1. Peran Auksin dalam Fototropisme
Auksin berperan penting dalam fototropisme. Ketika sinar matahari menerangi pucuk tanaman dari satu sisi, auksin akan bergerak ke sisi yang gelap karena cahaya merusak atau menghancurkan auksin. Pada sisi gelap, konsentrasi auksin lebih tinggi, menyebabkan pertumbuhan lebih cepat pada sisi ini dan akhirnya mengarahkan pucuk tanaman ke arah cahaya.
2. Peran Sitokinin dalam Fototropisme
Sitokinin berperan dalam mengatur fototropisme dengan bekerja bersama auksin. Kehadiran sitokinin membantu mengurangi produksi auksin pada sisi yang terkena cahaya, sehingga pertumbuhan lebih cepat terjadi pada sisi gelap dan mengarahkan pucuk ke cahaya.
3. Peran Auksin dan Giberelin dalam Geotropisme
Auksin dan giberelin juga berperan dalam geotropisme. Ketika akar bergerak ke bawah, auksin dan giberelin akan terdistribusi lebih merata pada bagian atas akar. Ini menyebabkan pertumbuhan lebih cepat pada bagian atas, yang mengarahkan akar ke bawah mengikuti arah gravitasi.
4. Peran Sitokinin dalam Geotropisme
Sitokinin juga memiliki peran dalam geotropisme akar. Kehadiran sitokinin pada bagian bawah akar membantu mengurangi produksi auksin, sehingga pertumbuhan lebih cepat terjadi pada bagian bawah dan mengarahkan akar ke bawah.
D. Penutup
Fitohormon adalah rahasia di balik berbagai aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang menakjubkan. Dari auksin yang merangsang pertumbuhan pucuk hingga etilena yang memicu pematangan buah, setiap fitohormon memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan dan kelangsungan hidup tanaman. Tropisme, seperti fototropisme dan geotropisme, juga menjadi contoh nyata bagaimana tanaman berinteraksi dengan lingkungan mereka untuk bertahan hidup dan tumbuh dengan optimal.
Dengan memahami lebih dalam tentang fitohormon dan tropisme, kita dapat mengaplikasikan pengetahuan ini untuk meningkatkan hasil pertanian, mendukung pelestarian lingkungan, dan bahkan menginspirasi teknologi hijau di masa depan. Semoga artikel ini memberikan wawasan baru dan meningkatkan apresiasi kita terhadap keajaiban dunia tumbuhan. Tanamkan cinta pada tanaman, dan kita akan memetik hasilnya dengan penuh keajaiban.