Pewarisan Manusia | Nota Biologi Bab 11 | Nota Biologi Pewarisan | Tingkatan 5 |
Pewarisan Manusia (Nota Biologi Bab 11)
Pewarisan manusia merupakan proses yang kompleks dan menarik yang melibatkan transfer genetik dari generasi ke generasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang mekanisme pewarisan manusia yang melibatkan kromosom autosom dan seks, kumpulan darah ABO, faktor resus, serta penentuan sifat-sifat tertentu yang terangkai pada kromosom seks. Pemahaman mengenai pewarisan manusia ini memainkan peranan penting dalam bidang genetika dan kesehatan manusia.
A. Kromosom Autosom dan Seks
Kromosom adalah struktur yang mengandung materi genetik dalam sel manusia. Kita memiliki dua jenis kromosom utama: autosom dan seks. Kromosom autosom terdiri dari 22 pasang, sementara kromosom seks terdiri dari satu pasang, yaitu X dan Y.
1. Kromosom Autosom
Kromosom autosom membawa informasi genetik yang mengendalikan semua ciri-ciri sel somatik (non-reproduksi) dalam tubuh manusia. Terdapat pasangan kromosom homolog dari nomor 1 hingga 22. Contohnya, ciri-ciri seperti jenis kumpulan darah, ketinggian, dan warna kulit dikendalikan oleh kromosom autosom.
2. Kromosom Seks
Kromosom seks, juga dikenal sebagai kromosom gonosom, terdiri dari satu pasang kromosom, yaitu X dan Y. Kromosom seks bertanggung jawab untuk menentukan jenis kelamin individu. Pada pria, kromosom seks adalah XY, sementara pada wanita, kromosom seks adalah XX.
B. Gangguan Pewarisan Kromosom
Pada beberapa kasus, terjadi gangguan dalam pewarisan kromosom yang dapat menyebabkan kondisi medis tertentu. Beberapa contoh gangguan pewarisan kromosom termasuk Sindrom Down, Sindrom Turner, dan Sindrom Klinefelter.
1. Sindrom Down (Trisomi 21)
Sindrom Down, juga dikenal sebagai trisomi 21, terjadi ketika individu memiliki satu kromosom tambahan pada pasangan kromosom ke-21, sehingga jumlah kromosomnya menjadi 47 (45 + XY atau 45 + XX). Sindrom Down dapat terjadi pada pria maupun wanita dan dapat menyebabkan beberapa ciri fisik dan perkembangan yang khas.
2. Sindrom Turner
Sindrom Turner terjadi pada wanita ketika mereka memiliki 45 kromosom (44 + XO). Ini berarti mereka memiliki satu kromosom X saja pada pasangan kromosom seks. Sindrom Turner menyebabkan beberapa ciri fisik tertentu dan biasanya berpengaruh pada perkembangan seksual.
3. Sindrom Klinefelter
Sindrom Klinefelter terjadi pada pria ketika mereka memiliki kromosom tambahan, sehingga jumlah kromosom menjadi 47 (44 + XXY). Sindrom Klinefelter menyebabkan beberapa ciri fisik dan masalah kesehatan tertentu, termasuk masalah reproduksi.
C. Kumpulan Darah ABO dan Faktor Resus
Kumpulan darah ABO adalah contoh lain dari pewarisan genetik yang penting dalam populasi manusia. Sistem kumpulan darah ABO dikendalikan oleh tiga alel berbeda pada gen tunggal yang disebut gen II: IAIA (dominan), IBIB (dominan), dan IOIO (resesif).
1. Fenotip dan Genotip Kumpulan Darah ABO
Kumpulan darah ABO memiliki empat fenotip berbeda: A, B, AB, dan O. Fenotip ini dihasilkan dari enam genotip yang berbeda yang dapat dimiliki individu.
- Fenotip A: Genotip IAIA atau IAIO
- Fenotip B: Genotip IBIB atau IBIO
- Fenotip AB (penerima universal): Genotip IAIB (kodominan)
- Fenotip O (penderma universal): Genotip IOIO
2. Keserasian dan Pendermaan Darah
Kumpulan darah ABO mempengaruhi keserasian darah saat transfusi darah. Individu dengan kumpulan darah A dapat menerima darah dari kelompok A atau AB, tetapi tidak dapat menerima darah dari kelompok B atau O. Sebaliknya, individu dengan kumpulan darah B dapat menerima darah dari kelompok B atau AB, tetapi tidak dapat menerima darah dari kelompok A atau O.
D. Penentuan Jantina dan Ciri Terangkai Seks
Selain pewarisan kromosom seks yang menentukan jenis kelamin, kromosom seks juga membawa gen untuk sifat-sifat lain. Beberapa sifat ini terangkai pada kromosom X dan dapat menyebabkan manifestasi yang berbeda pada pria dan wanita.
1. Hemofilia
Hemofilia adalah contoh sifat terangkai seks yang disebabkan oleh alel resesif pada kromosom X. Pria yang memiliki alel resesif pada kromosom X akan mengalami hemofilia karena mereka hanya memiliki satu kromosom X. Sementara itu, wanita membutuhkan dua alel resesif pada kedua kromosom X untuk mengalami hemofilia.
2. Buta Warna
Buta warna adalah sifat terangkai seks lainnya yang disebabkan oleh alel resesif pada kromosom X. Pria yang memiliki alel resesif pada kromosom X akan mengalami buta warna karena hanya memiliki satu kromosom X. Sedangkan wanita membutuhkan dua alel resesif pada kedua kromosom X untuk mengalami buta warna.
Penutup
Pewarisan manusia adalah proses genetik yang menentukan sifat-sifat dan ciri-ciri individu dari generasi ke generasi. Kromosom autosom mengendalikan ciri-ciri sel somatik, sementara kromosom seks menentukan jenis kelamin. Pewarisan kromosom dapat terganggu dan menyebabkan kondisi medis tertentu seperti Sindrom Down, Sindrom Turner, dan Sindrom Klinefelter.
Selain itu, sistem kumpulan darah ABO dan faktor resus juga merupakan contoh penting dari pewarisan genetik pada manusia. Kumpulan darah ABO mempengaruhi keserasian dan pendermaan darah, sementara faktor resus dapat menyebabkan masalah kesehatan pada individu dengan kumpulan darah yang tidak cocok.
Sifat-sifat terangkai seks seperti hemofilia dan buta warna juga merupakan contoh penting dari pewarisan genetik pada kromosom seks. Pemahaman tentang pewarisan manusia ini penting untuk ilmu genetika dan kesehatan manusia secara keseluruhan. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang bermanfaat tentang pewarisan manusia dalam konteks genetik dan sains.