Susun Lapis Masyarakat Feudal di Jepun | Sejarah | Penggal 1 | STPM | My Wislah | Wisah Malaysia |
Susun Lapis Masyarakat Feudal di Jepun (Sejarah STPM)
Masyarakat Jepun telah lama dikenal dengan struktur hierarki yang kompleks dan berlandaskan sistem feudal. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi susun lapis masyarakat feudal di Jepun semasa pemerintahan Shogun Tokugawa. Struktur ini membentuk sebuah piramid yang menggambarkan golongan pemerintah dan golongan diperintah dengan jelas. Sistem ini menempatkan Maharaja, Shogun, Daimyo, Samurai, petani, tukang, dan saudagar pada posisi masing-masing. Mari kita lihat dengan lebih mendalam bagaimana struktur ini membentuk landasan masyarakat Jepun yang kuat dan berdaya tahan.
A. Golongan Pemerintah: Maharaja, Shogun, Daimyo, dan Samurai
1. Maharaja sebagai Simbol Perpaduan
Pada hirarki tertinggi pemerintahan Jepun, terdapat Maharaja yang duduk sebagai lambang perpaduan rakyat. Walaupun memegang gelar tertinggi, semasa pemerintahan Shogun Tokugawa, Maharaja tidak memiliki kuasa untuk mentadbir. Peranan baginda lebih bersifat seremonial dan sebagai pemersatu bagi rakyat Jepun.
2. Kuasa Pemerintah Berada di Tangan Shogun Tokugawa
Kuasa pemerintahan sebenarnya terletak pada Shogun Tokugawa. Beliau menjalankan tugas atas nama Maharaja dan mengimplementasikan dasar pecah dan perintah untuk menjamin stabilitas dan kedudukan Shogun. Beliau juga membagi wilayah pemerintahan berdasarkan dukungan dan tentangan dari golongan Daimyo.
3. Peranan Penting Daimyo dalam Pentadbiran Tokugawa
Daimyo merupakan golongan bangsawan yang memegang peranan penting dalam pemerintahan Tokugawa. Mereka terbahagi kepada tiga kumpulan iaitu Daimyo Fudai, Daimyo Shimpan, dan Daimyo Tozama. Daimyo Fudai adalah keluarga Shogun Tokugawa yang mendapat tanah terdekat dengan kediaman Shogun. Daimyo Shimpan terdiri dari cabang-cabang keluarga Tokugawa yang juga diberi tanah berdekatan. Namun, Daimyo Tozama terdiri dari mereka yang memusuhi Shogun, dan mereka ditempatkan jauh dari pusat kekuasaan untuk mengurangi potensi ancaman.
4. Samurai: Panglima dan Penjaga Keamanan
Samurai merupakan kelas panglima yang menduduki kedudukan istimewa dalam masyarakat feudal Jepun. Tugas mereka adalah sebagai penjaga keamanan negara dan Daimyo. Hanya menjadi seorang Samurai sudah memisahkan mereka dari pekerjaan lain; kehidupan mereka tertumpu sepenuhnya pada tugas militer dan pengabdian kepada penguasa.
B. Golongan Diperintah: Petani, Tukang, dan Saudagar
1. Pentingnya Peran Petani sebagai Pengeluar Beras
Rakyat biasa, khususnya petani (nomin), menduduki kedudukan yang tertinggi dalam golongan diperintah. Hal ini disebabkan karena mereka berperan sebagai pengeluar beras, makanan utama rakyat Jepun. Sebagai balasannya, mereka hanya diberi upah secukupnya untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka, sementara hasil beras mereka diserahkan kepada negara. Dalam konteks ini, Jepun menjalankan dasar tutup pintu, yang berarti masyarakat bergantung sepenuhnya pada produksi beras petani.
2. Tukang-Tukang Mahir dalam Masyarakat Feudal
Kelas tukang-tukang mahir (artisan) berada di bawah petani dalam susunan masyarakat feudal Jepun. Mereka memiliki keahlian khusus dalam pembuatan pedang dan alat-alat lain yang berguna. Para tukang ini mendapatkan gaji yang baik dan diberi tempat tinggal yang layak. Mereka juga diizinkan untuk menggunakan pedang, menandakan pentingnya peran mereka dalam menjaga keamanan dan keseimbangan sosial.
3. Status dan Mobiliti Sosial Pedagang (Chonin)
Di bawah golongan tukang, terdapat kelas pedagang (chonin) yang sering dipandang rendah dalam masyarakat feudal Jepun. Namun, keadaan aman pada masa itu telah memungkinkan ekonomi berkembang pesat, sehingga para pedagang ini akhirnya berhasil mengumpulkan kekayaan yang cukup besar. Dengan demikian, mereka dapat memperbaiki status sosial mereka meskipun mobiliti sosial terbatas pada zaman itu.
Penutup
Susun lapis masyarakat feudal di Jepun semasa pemerintahan Shogun Tokugawa mencerminkan kerumitan dan kedalaman budaya Jepun pada masa itu. Struktur hierarki yang berbentuk piramid, memisahkan golongan pemerintah dan golongan diperintah, memberi kita gambaran tentang bagaimana kuasa dan kepemimpinan terorganisir dalam kehidupan masyarakat pada zaman tersebut. Kehadiran Maharaja, Shogun, Daimyo, Samurai, petani, tukang, dan saudagar menunjukkan betapa beragamnya peran dan tanggung jawab yang dimainkan oleh setiap golongan dalam memastikan keseimbangan dan kesinambungan sosial.
Melalui pemahaman tentang sejarah masyarakat feudal Jepun, kita dapat menghargai warisan budaya yang kaya dan pelajaran berharga yang dapat diambil dari sistem ini. Meskipun telah berlalu lama, peninggalan masyarakat feudal Jepun terus memberi inspirasi dan wawasan dalam konteks kehidupan dan organisasi sosial masa kini.