Ciri Ciri Masyarakat Agraria di China (Sejarah STPM)

Sejarah STPM

Ciri Ciri Masyarakat Agraria di China | Sejarah | Penggal 1 | STPM | My Wislah | Wislah Malaysia |

READ :   Kedudukan dan Peranan Beraja di Rusia (STPM - Sejarah)

Ciri Ciri Masyarakat Agraria di China (Sejarah STPM)


China, sebuah negara megah yang meliputi hampir 9.6 juta km persegi wilayahnya, dengan sebahagian besarnya terdiri daripada pergunungan dan gurun di sebelah barat dan utara. Meskipun hanya 15% tanahnya yang sesuai untuk pertanian, masyarakatnya masih mampu menghasilkan makanan untuk kegunaan domestik dan juga untuk dieksport ke negara-negara luar. Artikel ini akan menyoroti ciri-ciri masyarakat agraria di China, yang pada zaman pemerintahan Dinasti Ming dan Qing, mencakup sekitar 85% daripada keseluruhan penduduknya dan tinggal di desa. Mari kita mengeksplorasi lebih lanjut tentang gaya hidup mereka, sistem pertanian, dan dampak perubahan yang terjadi selama masa Dinasti Ming dan Ching.

A: Kehidupan Masyarakat Agraria di China

Masyarakat agraria China menetap terutama di kawasan timur laut dengan Mongolia, yang dikenali dengan dataran loes yang subur sepanjang Sungai Kuning. Di sebelah selatan, hadir pula Sungai Yangtze, sungai terbesar di China, yang memberi sumbangan penting kepada pertanian masyarakat agraria. Pada zaman Dinasti Ming dan Qing, tanah di China dimiliki oleh maharaja dan diberikan kepada golongan bangsawan sebagai tuan tanah. Status sosial seseorang ditentukan oleh kepemilikan tanah ini.

B: Sistem Pertanian Masyarakat Agraria


Sistem pertanian masyarakat agraria di China didasarkan pada kepemilikan bersama tanah, bukan hak individu. Mereka mengusahakan tanah secara tradisional dengan menggunakan peralatan sederhana dan menggunakan najis binatang sebagai pupuk untuk menyuburkan tanah. Meskipun hasilnya memadai untuk memenuhi kebutuhan harian, namun kemiskinan masih melanda mereka.

Tanaman utama yang diusahakan oleh masyarakat agraria China adalah padi sawah, yang banyak ditanam di kawasan lembah Sungai Yangtze dan Sungai Kuning. Selain itu, tanaman lain seperti kapas, tebu, teh, gandum, barli, sekoi, dan bijirin lain juga diusahakan. Di wilayah utara China yang lebih tinggi, mereka menanam padi huma, sekoi, dan kekacang terutama di sekitar Sungai Heilongjiang.


C: Perubahan dalam Pertanian di Zaman Dinasti Ming


Zaman Dinasti Ming menyaksikan perubahan yang signifikan dalam pertanian masyarakat agraria China. Perdagangan yang semakin meningkat dengan negara-negara luar, seperti India Selatan, Sri Lanka, Hormuz, dan Afrika timur, membawa dampak besar terhadap pertanian mereka. Kontak dengan pedagang luar memperkenalkan berbagai aspek dari tamadun luar yang secara langsung meningkatkan ekonomi dan hasil pertanian China.

Di bawah pemerintahan Dinasti Ming, perubahan dan inovasi dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian. Sistem pengairan, rotasi tanaman sesuai musim, peralatan pertanian baru, perluasan kawasan pertanian, dan penggunaan baja diperkenalkan untuk meningkatkan hasil. Penanaman varietas padi baru dari Vietnam Selatan yang dapat ditanam dua kali setahun tanpa memerlukan banyak air memberikan peningkatan hasil yang signifikan.

D: Keberagaman Produksi dan Perdagangan

Masyarakat agraria China mengamalkan pengkhususan dalam pengeluaran berbagai barang mengikut daerah atau kawasan. Kegiatan ekonomi yang dipelopori petani ini meliputi produksi tebu, teh, kapas, kain sutera, porselin, dan banyak lagi. Bandar-bandar seperti Nanjing dan Beijing menjadi pusat industri yang berperan penting dalam ekonomi negara China.

E: Pemulihan dan Pembangunan di Zaman Dinasti Ching

Pada zaman Dinasti Ching, pemerintahan memberikan kendali ekonomi pada golongan bangsawan, yang mengawasi sistem tanggungjawab kolektif untuk mengontrol kaum petani. Namun, pada masa pemerintahan Kang-hsi, ekonomi China mengalami pemulihan dan hasil pertanian meningkat pesat.

Pertanian tetap menjadi pilar utama dalam ekonomi, dan masyarakat agraria turut terlibat dalam kegiatan perusahaan pertukangan dengan sistem perkongsian modal dan tanggungjawab. Persatuan berperan sebagai badan yang mengawal harga dan menyelesaikan pertikaian antara anggotanya.

Penutup


Kehidupan masyarakat agraria di China merupakan cerminan sejarah yang menggambarkan ketangguhan dan kecemerlangan sistem pertanian yang telah bertahan selama berabad-abad. Meskipun mengalami perubahan dan perkembangan, mereka tetap teguh mempertahankan identitas dan kekayaan tradisional mereka. Dengan tanah subur, kecakapan bercucuk tanam, dan kemajuan ekonomi, masyarakat agraria China telah berkontribusi secara signifikan dalam membangun negara yang megah dan maju seperti China yang kita kenal hari ini.

Related posts