Dasar Perindustrian Negara Malaysia (Pengajian Am | STPM)

Pengajian AM STPM

Dasar Perindustrian Negara Malaysia | Pengajian AM | STPM | My Wislah | Wislah Malaysia |

Dasar Perindustrian Negara Malaysia: Menuju Kemajuan Ekonomi Negara

Dalam usaha untuk memperkukuhkan ekonomi negara yang pada masa itu sangat bergantung pada sektor getah dan bijih timah yang tidak stabil, pemerintah Malaysia melancarkan program perindustrian pada dekad 50-an dan 60-an. Tujuan utama dari program ini adalah untuk mencapai perkembangan ekonomi yang lebih pesat dan stabil dengan menghasilkan industri-industri yang dapat menggantikan impor. Artikel ini akan mengulas perkembangan dan perubahan dalam dasar perindustrian negara dari tahun 50-an hingga 80-an, serta strategi yang diadopsi dalam Pelan Induk Perindustrian (PIP) untuk mencapai matlamat jangka panjang ke arah menjadi sebuah negara perindustrian yang maju.


A. Dasar Perindustrian Negara: Pengenalan dan Fokus pada Industri Bermutu Rendah

Dalam dekad 50-an dan 60-an, program perindustrian negara bertumpu pada usaha untuk mengurangkan ketergantungan pada sektor getah dan bijih timah. Pemerintah melihat perlunya memperbanyak industri-industri yang dapat menghasilkan barang-barang substitusi yang biasanya diimport. Namun, pada masa ini, perkembangan industri masih bercorak gantian import dan banyak masalah yang perlu diatasi, termasuk rendahnya mutu keluaran dan kurangnya kemahiran teknologi di kalangan rakyat tempatan.

B. Meningkatkan Pertumbuhan Industri: Tumpuan pada Sektor Eksport dan Buruh

Pada tahun 70-an, fokus pemerintah bergeser untuk mempercepatkan pertumbuhan industri yang dapat menampung kebutuhan pekerjaan dan Dasar Ekonomi Baru (DEB). Pemerintah memperhatikan industri-industri yang berasaskan eksport dan industri dengan penggunaan tenaga kerja yang tinggi. Meskipun pertumbuhan sektor eksport masih belum memuaskan, langkah-langkah ini memberikan peluang pekerjaan dan peningkatan kemahiran bagi rakyat.

C. Perkembangan Menuju Industri Berat: Penguatan Asas dan Teknologi

Pada tahun 80-an, pemerintah mengambil langkah lebih maju dengan mendorong perkembangan industri berat. Ini bertujuan untuk memperkuat asas perindustrian negara dan meningkatkan kemahiran teknologi masyarakat. Pemerintah berperan secara langsung dalam merancang, melaksanakan, membiayai, dan mengelola industri berat, mengingat sektor swasta pada saat itu belum mampu menanggung biaya dan risiko yang terlibat dalam projek-projek yang membutuhkan modal besar dan memberikan hasil dalam jangka panjang.


D. Masalah dan Kelemahan: Kurangnya Hubungan dan Nilai Tambah

Meskipun perkembangan industri pada tahun 60-an, 70-an, dan awal 80-an relatif memuaskan, masih ada beberapa masalah dan kelemahan yang perlu diatasi. Pertumbuhan sektor eksport terlalu bergantung pada industri elektrik dan elektronik serta tekstil. Mutu keluaran industri secara keseluruhan belum dapat bersaing dengan negara-negara asing karena rendahnya tingkat teknologi dan kurangnya kemahiran masyarakat dalam meningkatkan atau memperbaharui teknologi. Kurangnya integrasi antara sektor perindustrian dengan sektor lain juga menjadi hambatan, serta kurangnya nilai tambah pada industri yang lebih banyak berfokus pada pemasangan.


E. Rationale dan Objektif PIP: Mengatasi Kelemahan dan Membangun Negara Perindustrian

Dalam mengatasi kelemahan struktur industri yang ada, pemerintah meluncurkan dua kajian utama pada tahun 1983: Kajian Dasar Perindustrian Malaysia (KDPM) dan Pelan Induk Perindustrian (PIP). KDPM bertujuan untuk merevisi kebijakan industri yang ada dan menganalisis insentif investasi dan peningkatan ekspor. Sementara itu, PIP bertujuan untuk mengembangkan industri kecil yang memiliki potensi pertumbuhan yang pesat dan menetapkan dasar jangka panjang menuju negara perindustrian yang maju.

F. Strategi Pelaksanaan PIP: Memperkuat Sektor Industri

PIP mengidentifikasi 12 sektor industri yang harus mendapat perhatian khusus, termasuk sektor industri berbasis sumber daya alam dan sektor industri berbasis non-sumber daya alam. PIP juga menyarankan strategi seperti melaksanakan kebijakan perindustrian yang berorientasi ekspor, mengembangkan industri berat terpilih, memajukan teknologi dan sumber daya manusia, serta menyusun kembali struktur industri dengan memperhatikan industri kecil dan menurunkan biaya pembangunan infrastruktur.


Penutup


Pelan Induk Perindustrian (PIP) merupakan tonggak penting dalam pengembangan perindustrian Malaysia. Dengan memfokuskan pada pertumbuhan industri, penggunaan sumber daya alam yang sepenuhnya, dan pengembangan teknologi lokal, Malaysia diharapkan dapat mencapai status negara perindustrian yang maju. PIP memberikan landasan yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesempatan kerja, serta memberikan peluang pelatihan teknis dan keterampilan bagi masyarakat. Melalui implementasi PIP, Malaysia dapat menuju masa depan yang lebih cerah dalam peta perindustrian dunia.

READ :   Dasar Pembangunan Negara (Pengajian AM | STPM)

Related posts