Laras Bahasa dalam Bahasa Melayu (Konsep, Faktor dan Cara Menentukan, Jenis dan Ciri Ciri) (STPM)

Bahasa Melayu (STPM)

Laras Bahasa dalam Bahasa Melayu | Konsep Laras Bahasa | Faktor Laras Bahasa | Cara Menentukan Laras Bahasa | Jenis Laras Bahasa | Ciri Ciri Laras Bahasa | STPM | Wislah Malaysia |

Laras Bahasa dalam Bahasa Melayu (STPM)

Bahasa Melayu merupakan bahasa dengan sifat heterogen yang senantiasa mencerminkan perbezaan atau keragaman dalam penggunaannya, yang menghasilkan variasi bahasa yang dikenali sebagai laras bahasa. Laras ini menjadi lebih ketara dalam penggunaan bahasa Melayu di institusi pendidikan tinggi sebagai bahasa pengantar ilmu dan sebagai bahasa komunikasi dalam masyarakat Malaysia dan dunia moden. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep laras bahasa, faktor-faktor penentu laras bahasa, cara menentukan laras bahasa, serta jenis dan ciri-ciri laras bahasa yang berbeza.


A. Konsep Laras Bahasa

Konsep laras bahasa merujuk kepada variasi bahasa yang terlihat dari sudut penggunaannya berdasarkan latar belakang sosial penutur, konteks, dan fungsinya. Dalam disiplin linguistik, laras bahasa dianggap sebagai salah satu bentuk variasi bahasa yang dapat diamati dalam masyarakat. Setiap laras bahasa memiliki pola atau ciri-ciri khusus dalam penggunaannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Laras bahasa ini sering digunakan dalam konteks atau situasi tertentu dan dapat berubah sesuai dengan keadaan yang berbeda.

Laras bahasa mencerminkan perbedaan dalam cara bahasa digunakan oleh individu atau kelompok berdasarkan latar belakang sosial mereka. Faktor-faktor seperti kelas sosial, pendidikan, daerah asal, dan keadaan sosial mempengaruhi pilihan kata, sebutan, dan susunan kalimat dalam penggunaan bahasa. Konteks komunikasi dan fungsi bahasa juga menjadi faktor penentu dalam laras bahasa.

Sebagai contoh, laras bahasa yang digunakan oleh seorang profesor dalam kuliah di universitas akan berbeda dengan laras bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Laras bahasa dalam konteks pendidikan tinggi akan cenderung lebih formal, menggunakan kosakata dan kalimat yang lebih kompleks, sementara laras bahasa dalam percakapan sehari-hari cenderung lebih santai dan menggunakan kosakata yang lebih umum.

Selain itu, laras bahasa juga dapat berubah mengikuti situasi atau keadaan tertentu. Misalnya, dalam diskusi formal atau presentasi, seseorang mungkin menggunakan laras bahasa yang lebih resmi dan terstruktur. Namun, dalam percakapan santai dengan teman dekat, laras bahasa yang digunakan mungkin lebih informal dan santai.


Dengan demikian, konsep laras bahasa memahami perbedaan dan variasi dalam penggunaan bahasa berdasarkan latar belakang sosial, konteks, dan fungsinya. Pemahaman akan laras bahasa ini penting dalam memahami bagaimana bahasa digunakan dalam berbagai situasi komunikasi.

B. Faktor Faktor Penentu Laras Bahasa

Faktor-faktor penentu laras bahasa dalam bahasa Melayu meliputi:


1. Perbezaan Daerah Asal Penutur: Perbedaan daerah asal penutur bahasa Melayu menghasilkan dialek atau variasi bahasa yang berbeda dalam penggunaan kosa kata, sebutan, dan susunan kalimat. Orang yang tinggal di daerah pedalaman akan memiliki cara berbicara yang berbeda dengan penduduk kota di dalam negeri yang sama.

2. Taraf Pendidikan: Orang yang memiliki pendidikan tinggi akan menggunakan bahasa yang sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka. Biasanya, mereka akan dipengaruhi oleh bidang ilmu yang mereka pelajari. Sementara itu, orang yang tidak memiliki pendidikan tinggi cenderung menggunakan bahasa yang lebih umum dan mudah dipahami.

3. Kedudukan Sosial: Kedudukan sosial seseorang dalam masyarakat juga mempengaruhi gaya berbahasa mereka. Orang yang memiliki pangkat atau berada di lapisan sosial yang tinggi akan menggunakan bahasa yang lebih terhormat, berbeda dengan mereka yang berpendapatan rendah.

4. Tajuk atau Perkara: Topik atau isu yang dibahas juga mempengaruhi bentuk bahasa yang digunakan. Diskusi mengenai topik tertentu dapat menghasilkan penggunaan bahasa khusus yang sesuai dengan topik tersebut.

5. Gaya atau Cara Penyampaian: Gaya penyampaian bahasa juga berperan dalam menentukan laras bahasa. Penggunaan gaya formal atau tidak formal dalam penggunaan bahasa, serta saluran komunikasi yang digunakan, baik itu tulisan atau lisan, akan mempengaruhi laras bahasa yang digunakan. Bahasa yang digunakan dapat menjadi lebih mudah atau rumit tergantung pada audiens yang dituju.

6. Pewacana dan Khalayak: Karakteristik dan sikap penutur dan pendengar juga dapat mempengaruhi laras bahasa yang digunakan. Penutur yang cenderung menggunakan gaya formal akan menggunakan laras bahasa yang lebih formal, seringkali dengan penggunaan istilah-istilah yang memiliki makna yang lebih mendalam. Di sisi lain, penutur yang lebih suka gaya berbahasa santai akan menggunakan laras bahasa yang lebih santai, termasuk penggunaan dialek campuran dan bahasa yang lebih umum.

7. Tekanan atau Gangguan: Tekanan atau gangguan dalam komunikasi atau acara juga dapat mempengaruhi laras bahasa dari segi kelancaran penyampaian. Keinginan untuk mempercepat akhir pidato atau ceramah, misalnya, dapat menyebabkan penutur untuk menggunakan penjelasan yang lebih singkat atau bahasa yang lebih sederhana.

Dalam rangka menyesuaikan laras bahasa dengan situasi dan tujuan komunikasi, faktor-faktor ini perlu dipertimbangkan dalam penggunaan bahasa Melayu.

C. Cara Menentukan Laras Bahasa

Cara menentukan laras bahasa dalam bahasa Melayu melibatkan pertimbangan terhadap ciri keperihalan dan ciri linguistik. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai kedua faktor tersebut:

1. Ciri Keperihalan:

(a) Situasi Luaran:

Situasi luaran melibatkan latar belakang sosial, budaya, dan cara hidup masyarakat yang menjadi faktor penentu dalam penggunaan bahasa. Faktor-faktor ini mempengaruhi bagaimana anggota masyarakat menggunakan bahasa dalam interaksi sehari-hari. Misalnya, bahasa yang digunakan dalam konteks formal seperti dalam institusi pendidikan atau acara resmi akan berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam konteks informal seperti dalam percakapan sehari-hari di antara teman-teman.

(b) Situasi Persekitaran:


Situasi persekitaran mencakup aspek-aspek seperti cara penyampaian, hubungan sosial yang ada, topik dan materi yang dibahas, serta fungsi sosial bahasa dalam suatu konteks. Contohnya, dalam situasi formal seperti pidato politik atau presentasi akademik, laras bahasa yang digunakan cenderung lebih formal dan memiliki struktur yang teratur. Sementara itu, dalam situasi informal seperti percakapan santai, laras bahasa yang digunakan bisa lebih santai, cenderung menggunakan ragam percakapan yang lebih informal.

2. Ciri Linguistik:

Ciri-ciri linguistik juga menjadi faktor penentu dalam laras bahasa. Ini meliputi penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan gaya penyampaian bahasa. Pemilihan kata yang digunakan dalam sebuah laras bahasa dapat bervariasi tergantung pada konteks dan tujuan komunikasi. Misalnya, dalam laras bahasa formal, penggunaan kosa kata yang lebih kaku dan konsisten dengan tata bahasa baku dapat menjadi ciri yang menonjol. Di sisi lain, dalam laras bahasa yang lebih santai atau informal, penggunaan kosa kata yang lebih umum dan gaya penyampaian yang lebih bebas dapat muncul.

Pemahaman dan penggunaan ciri keperihalan dan ciri linguistik ini membantu dalam menentukan laras bahasa yang tepat dalam berbagai konteks komunikasi. Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, penutur bahasa dapat menyampaikan pesan dengan efektif dan sesuai dengan situasi yang dihadapi.

D. Jenis dan Ciri Ciri Laras Bahasa

Dalam bahasa Melayu, terdapat beberapa jenis laras bahasa yang memiliki ciri-ciri khusus. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai jenis dan ciri-ciri laras bahasa:

1. Laras Bahasa Biasa:

Laras bahasa biasa merujuk kepada bentuk bahasa yang menggunakan kata-kata atau ungkapan yang umum dan tidak terkait dengan bidang tertentu. Laras ini lazim digunakan oleh golongan yang memiliki pendidikan rendah atau sederhana. Beberapa ciri laras bahasa biasa termasuk:

  • Penggunaan struktur ayat yang mudah, ringkas, tetapi padat.
  • Pengaruh variasi dialek dan ragam bahasa pasar dalam penggunaan perkataan atau susunan ayat.
  • Kebiasaan melanggar tata bahasa baku dalam penggunaan kata-kata atau susunan kalimat.

2. Laras Sastera:

Laras sastera digunakan dalam penulisan karya sastera, baik itu puisi maupun prosa. Laras ini memiliki ciri-ciri khusus yang mencerminkan kreativitas bahasa dan keindahan penyampaian. Beberapa ciri laras sastera termasuk:

  • Bahasa yang dapat bersifat naratif, deskriptif, preskrptif, dramatik, dan puitis.
  • Penggunaan unsur kreatif dan imaginatif, seperti simile (perbandingan), metafora (kiasan), personifikasi (pemberian sifat manusia kepada objek non-manusia), dan inversi (pengubahan susunan kata).
  • Kemungkinan penggunaan diksi yang tersirat dan lambang-lambang khusus.

3. Laras Iklan atau Perniagaan:

Laras iklan digunakan dalam konteks pemasaran dan perniagaan untuk mempengaruhi sikap dan tindakan konsumen. Laras ini memiliki ciri-ciri persuasif dan memikat. Beberapa ciri laras iklan atau perniagaan termasuk:

  • Penggunaan kata-kata yang memujuk, menggesa, atau mendesak konsumen.
  • Penggunaan frasa atau kalimat yang menarik perhatian dan membuat konsumen tertarik.
  • Penekanan pada keistimewaan dan manfaat produk atau jasa yang ditawarkan.
  • Penafian terhadap produk atau jasa pesaing untuk memperkuat penawaran sendiri.

4. Laras Sains:

Laras sains digunakan dalam bidang sains dan teknologi, seperti biologi, kimia, fisika, dan ilmu terapan. Laras ini menekankan pada penyampaian informasi berdasarkan uji kaji, kajian, dan fakta. Beberapa ciri laras sains termasuk:

  • Penggunaan ayat yang singkat dan padat untuk mengkomunikasikan informasi secara jelas dan tepat.
  • Penggunaan perkataan atau frasa yang mempromosikan prestasi dan keistimewaan produk atau jenama.
  • Penggunaan istilah-istilah teknis dan ilmiah yang khas dalam bidang sains yang relevan.

Dengan adanya jenis-jenis laras bahasa ini, pengguna bahasa Melayu dapat memilih dan menyesuaikan laras bahasa yang tepat sesuai dengan konteks dan tujuan komunikasi yang diinginkan.

Penutup

Dalam kesimpulannya, laras bahasa dalam bahasa Melayu merupakan variasi bahasa yang terbentuk melalui penggunaan yang berbeza dalam konteks sosial, fungsional, dan situasional. Faktor-faktor seperti perbezaan daerah asal penutur, taraf pendidikan, kedudukan sosial, tajuk atau perkara, gaya atau cara penyampaian, pewacana dan khalayak, serta tekanan atau gangguan mempengaruhi penggunaan laras bahasa.

Perbezaan daerah asal penutur mempengaruhi variasi bahasa dalam hal penggunaan kosa kata, sebutan, dan susunan ayat. Taraf pendidikan seseorang juga memainkan peranan dalam penggunaan bahasa yang sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka. Kedudukan sosial individu juga mempengaruhi gaya berbahasa yang digunakan, dan tajuk atau perkara yang dibincangkan juga memunculkan bentuk bahasa yang khusus.

Gaya atau cara penyampaian, serta pewacana dan khalayak juga mempengaruhi laras bahasa yang digunakan. Penggunaan bahasa formal atau tidak formal, saluran komunikasi lisan atau tulisan, dan penggunaan bahasa yang mudah atau rumit bergantung kepada audiens yang dituju. Tekanan atau gangguan dalam komunikasi juga dapat mempengaruhi laras bahasa, dengan penutur mungkin menggunakan bahasa yang lebih ringkas atau menyederhanakan penjelasan.

Dalam bahasa Melayu, terdapat beberapa jenis laras bahasa seperti laras bahasa biasa, laras sastera, laras iklan atau perniagaan, dan laras sains. Setiap jenis laras bahasa memiliki ciri-ciri yang khusus, termasuk penggunaan bahasa yang sesuai dengan konteks dan tujuan komunikasi yang diinginkan. Pemahaman akan jenis dan ciri-ciri laras bahasa ini memungkinkan penutur bahasa Melayu untuk memilih dan menggunakan laras yang tepat dalam berbagai situasi komunikasi.


Dengan demikian, laras bahasa dalam bahasa Melayu merupakan fenomena yang kompleks dan dinamis, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor dan memperkaya ekspresi bahasa dalam berbagai konteks. Pemahaman tentang laras bahasa ini penting untuk penggunaan bahasa yang efektif dan tepat dalam komunikasi sehari-hari.

READ :   Struktur Suku Kata dalam Bahasa Melayu (Konsep, Struktur dan Jenis) (STPM)

Related posts