Pantun Budi | Bahasa Melayu | Malaysia | My Wislah | Wislah Malaysia |
Pantun Budi
Selamat datang ke Wislah Malaysia (My.Wislah.Com), kini anda mengunjungi edisi khas iaitu edisi pantun. Terdapat banyak pantun dalamnya, semoga anda dapat menikmatinya. Dalam bahagian ini anda akan membaca pantun Budi
Teks Pantun Budi
- Ayam hutan terbang ke hutan,
- Tali tersangkut pagar duri;
- Adik bukan saudara bukan,
- Hati tersangkut kerana budi.
- Bagaimana kalau tak ikat,
- Kait dengan duri-durinya;
- Bagaimana aku tak ingat,
- Orang baik hati budinya.
- Bagaimana nak tanam selasih,
- Tanamlah mari di rumpun keladi;
- Bagaimana hati nak kasih,
- Kasih bercampur denganlah budi.
- Baju kebaya disulam kelimkan,
- Dipakai mari dara berdandan;
- Miskin kaya jangan bezakan,
- Budi jadi satu ujian.
- Banyak duri perkara duri,
- Duri mana duri yang tajam;
- Banyak budi perkara budi,
- Budi yang mana dikenang orang?
- Banyak saya menabur padi,
- Padi habis dimakan merang;
- Banyak saya menabur budi,
- Budi tidak dikenang orang.
- Bawa belayar pisang emas,
- Masak sebiji di atas peti;
- Boleh dibayar hutanglah emas,
- Hutang budi dibawa mati.
- Bintang di timur cuaca baik,
- Cahayanya sampai ke hutan seberang;
- Mulut manis hatinya baik,
- Itulah budi dikenang orang.
- Buah pedada dalam baldi,
- Masak nasi hari petang;
- Hidup kita biar berbudi,
- Hingga mati dikenang orang.
- Bukan saya mengejar kolek,
- Saya mengejar papan tunda;
- Bukan saya mengharap molek,
- Saya mengharap budi bahasa.
- Bulan puasa memetik kelapa,
- Hendak menyambut Aidilfitri;
- Budi kami tidak seberapa,
- Kenangan diberi kekal abadi.
- Bunga kalas dibubuh baja,
- Dipetik oleh mem Serani;
- Tidak terbalas budi kakanda,
- Berapa jauh datang ke sini.
- Bunga pandan jauh ke tengah,
- Pulau Sari bercabang dua;
- Buruk badan dikandung tanah,
- Budi baik dikenang juga.
- Burung jeladan singgah di huma,
- Anak balam turun ke paya;
- Budi laksana sinar purnama,
- Manusia alam menumpang cahaya.
- Burung pipit burung kedidi,
- Hinggap di pokok di tepi sawah;
- Jika hidup tidak berbudi,
- Ibarat pokok tidak berbuah.
- Burung serindit terbang melayang,
- Terhenti hinggap di ranting mati;
- Bukan ringgit dipandang orang,
- Tapi memandang bahasa dan budi.
- Dari Gersik ke Surabaya,
- Beli terendak dari Bali;
- Sungguh cantik lagi sebaya,
- Budi tidak berjual beli.
- Dari jauh bermalam datang,
- Tetak sangkar pancung kemudi;
- Darilah jauh kamilah datang,
- Mendengar tuan baik budi.
- Dari pauh permatang layang,
- Singgah berapat papan kemudi;
- Dari jauh abang datang,
- Mengenang adik baik budi.
- Daun terap di ataslah bukit,
- Kapallah menyamun dualah batang;
- Jadi kenangan bukanlah sedikit,
- Darilah dulu sampai sekarang.
- Dirikan pondok bertanam nanas,
- Biar saya berburu rusa;
- Biar orang melonggok emas,
- Saya niaga budi bahasa.
- Encik Elok minum di kendi,
- Kendi berisi minyak lenga;
- Apa dipujuk abang berbudi,
- Dalam berbudi banyak terkena.
- Hanyut kayu dari bukit,
- Dari gunung berkati-kati;
- Segunung budi bukan sedikit,
- Tidak tertanggung sampai ke mati.
- Hari Ahad pergi ke panggung,
- Melihat cerita Seri Andalas;
- Hati rindu tidak tertanggung,
- Budi tuan tidak terbalas.
- Hari redup menyemai padi,
- Wak Dolah menanam jagung;
- Kalau hidup tidak berbudi,
- Duduk salah berdiri canggung.
- Hendak berbuah buahlah buluh,
- Kaki dulang kuparas juga;
- Hendak bertuah bertuahlah tubuh,
- Budi orang kubalas juga.
- Hendak memetik daun palas,
- Buat isi buah berangan;
- Berbudi bukan minta balas,
- Hanya untuk kenang-kenangan.
- Inang-inang padi Pak Daik,
- Padi tak sama rupa bunganya;
- Sungguh kukenang budi yang baik,
- Tidak kulupa selama-lamanya.
- Jika tuan memanting gambus,
- Gambus dipanting si burung pingai;
- Bukan tuan memaksa bagus,
- Kami memaksa budi perangai.
Pantun Budi: Maksud, Fungsi dan Tujuan
Pantun Budi merupakan salah satu jenis pantun yang mengandungi pesan-pesan berkaitan kesopanan, sikap, dan perilaku. Pantun ini juga bertujuan untuk menyampaikan pesan moral yang baik kepada pembaca atau pendengar.
Pantun Budi memiliki bentuk dan ciri-ciri yang khas. Pertama, ia terdiri daripada tujuh rangkap. Setiap rangkap terdiri daripada empat baris. Di dalam setiap baris, terdapat pembayang atau perbandingan dan maksud yang ingin disampaikan. Selain itu, jumlah kata dalam setiap baris biasanya berkisar antara tiga hingga enam patah kata. Jumlah suku kata pula berkisar antara lima hingga sebelas suku kata. Pantun Budi juga mengikuti aturan bentuk yang telah ditetapkan.
Tujuan utama Pantun Budi adalah menyampaikan pesan berbudi kepada pembaca atau pendengar. Pantun ini mengajar kita untuk berperilaku baik terhadap orang lain. Ia menggariskan betapa pentingnya menjalin hubungan yang mesra dengan sesama. Pantun Budi sering digunakan untuk mendidik pembaca atau penikmat pantun agar dapat menghormati orang lain dan membangun kesadaran akan akhlak mulia.
Melalui Pantun Budi, kita dapat mempelajari nilai-nilai kebaikan dan menghayati pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya. Pantun ini juga dapat mempengaruhi sikap dan tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengamalkan pesan-pesan dalam Pantun Budi, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih harmoni, sopan, dan berakhlak mulia.
Secara kesimpulannya, Pantun Budi adalah jenis pantun yang mengandungi pesan-pesan tentang kesopanan, sikap, dan perilaku. Pantun ini memiliki bentuk dan ciri-ciri yang khas, serta tujuan untuk menyampaikan pesan moral kepada pembaca atau pendengar. Melalui Pantun Budi, kita dapat menghayati nilai-nilai kebaikan dan berusaha untuk menjadi individu yang berbudi pekerti dalam interaksi dengan orang lain.