Salasilah Bahasa Melayu | Bahasa Melayu | STPM | My Wislah | Wislah Malaysia |
Salasilah Bahasa Melayu: Jejak Langkah Bahasa Kebangsaan
Bahasa Melayu merupakan bahasa kebangsaan bagi Malaysia, Indonesia, dan Brunei Darussalam. Ia memiliki salasilah yang kaya dan menarik, dengan akar yang membentang dari masa lampau hingga kini. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi salasilah bahasa Melayu dengan meneliti kriteria pemeringkatan bahasa, kelompok bahasa dalam rumpun Austronesia, serta perkembangan bentuk bahasa Melayu dari masa ke masa. Mari kita mulai memahami jejak langkah bahasa Melayu yang mengagumkan ini.
A. Kriteria Pemeringkatan Bahasa
Salasilah bahasa Melayu bermula dengan pemeringkatan bahasa berdasarkan faktor usia, yang meliputi tahap filum, rumpun, dan keluarga bahasa terkait. Filum adalah kelompok bahasa induk paling tua, berusia 5000 tahun ke atas, diikuti oleh rumpun yang berusia antara 2500 hingga 5000 tahun, dan keluarga bahasa yang berusia kurang dari 2500 tahun.
B. Filum Austrik/Austris dan Cabangnya
Filum Austrik/Austris menjadi sumber atau induk bagi kelompok bahasa di kawasan selatan. Ia memunculkan tiga cabang atau rumpun bahasa, yaitu Austroasia, Tibeto-Cina, dan Austronesia.
1. Austroasia (“Asia Selatan”)
Austroasia merupakan rumpun bahasa yang meliputi bahasa Khasi (di Annam), Nicobar, Mon-Khmer atau Peguan, Cham, dan Munda yang terdapat di daratan Asia. Rumpun ini juga mencakup sebagian besar bahasa orang Asli di Malaysia.
2. Tibeto-Cina
Tibeto-Cina adalah rumpun bahasa yang mencakup bahasa-bahasa Tibet, Cina, Siam, Annam, Burma, dan lain-lain.
3. Austronesia (“Pulau-pulau Selatan”)
Austronesia merupakan rumpun bahasa yang meliputi keluarga Nusantara, Melanesia, Mikronesia, dan Polinesia.
C. Rumpun Austronesia
Rumpun Austronesia sebelumnya dikenal dengan istilah Malayo-Polinesia. Rumpun ini melintasi sekitar 130ยบ pada garis bujur timur dan memiliki sekitar 500 hingga 1000 bahasa. Austronesia menurunkan empat keluarga bahasa utama, yaitu Nusantara, Melanesia, Mikronesia, dan Polinesia.
1. Keluarga Nusantara (Indonesia)
Keluarga Nusantara terdiri dari subkeluarga Indonesia Pusat dan subkeluarga Filipina-Formosa. Keluarga ini merupakan yang terbesar, dengan mencakup 200 hingga 300 bahasa. Wilayah penyebarannya mencakup Formosa di utara, kepulauan Filipina dan Maluku di timur, pulau Timor di selatan, dan Madagaskar di barat. Bahasa Melayu menjadi bahasa kebangsaan dan pengantar pendidikan di Malaysia, Indonesia, dan Brunei Darussalam. Keluarga Nusantara juga memiliki tradisi kepustakaan dan kesusasteraan bertulis yang kaya, terutama dalam bahasa Melayu dan Jawa.
2. Subkeluarga Filipina-Formosa
Subkeluarga ini mencakup bahasa-bahasa seperti Tagalog, Bisaya, Sulu, Palau, Bikol, Iloko, Bantik, dan Tombulu.
3. Subkeluarga Indonesia Pusat
Subkeluarga ini mencakup bahasa-bahasa dari berbagai wilayah di Indonesia seperti Sumatera (Melayu, Aceh, Minangkabau), Jawa (Jawa, Sunda, Madura), Kalimantan (Iban, Melanau, Kenyah-Kayan), Sulawesi Selatan (Makasar, Bugis, Mandar), Bali-Sasak (Bali, Sasak, Sumbalawa), Toraja (Kaili/Kali, Kulawi, Napu, Wotu, Pipikoro, Bare’e), Tomini (Tomini, Tinombo, Dampelasa, Tolotoli, Umalasa/Ulasa), Muna-Butung (Muna-Butung, Butung Selatan, Karompa, Wolio, Layolo, Tukangbesi), Sula-Bacon (Sula, Taliabo, Bacon/Bacan), Ambon Timur (Aru, Bandar, Buru/Bura, Wetar, Tanimber, Goram, Leti, Damar), Bima-Sumba (Bima, Manggarai, Roti, Kupang, Alor, Timur, Solor, Kro’e), Gorontalo (Gorontalo, Kaidipan, Buol, Bulanga), Loinang (Loinang, Balantak, Bobongko, Banggai), Bungku-Laki (Laki, Mapute, Landawe, Mori), dan Halmehara Selatan-Irian Jaya (Halmehara Selatan, Windesi, Kowiai, Nufur).
D. Hubungan Bentuk Bahasa Melayu
Bahasa Melayu memiliki sejarah yang panjang dan bervariasi. Bahasa Melayu purba merupakan bentuk paling awal yang dituturkan oleh masyarakat Melayu Deutro. Meskipun tidak ada bukti tertulis, bahasa Melayu purba berkembang menjadi bahasa Melayu kuno dan bahasa Melayu induk. Dari bahasa Melayu induk ini, terbentuklah bahasa Melayu klasik dan dialek-dialek Melayu. Selanjutnya, bahasa Melayu klasik bertransformasi menjadi bahasa Melayu modern dan dialek Johor-Riau.
Penutup
Salasilah bahasa Melayu menggambarkan perjalanan panjang dan warisan budaya yang kaya dari masa ke masa. Bahasa Melayu menjadi identitas kebangsaan bagi negara-negara di kawasan ini dan terus berkembang dengan pesat. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang salasilah bahasa Melayu, kita dapat menghargai kekayaan dan keunikan budaya yang disampaikan melalui bahasa ini.