Variasi Bahasa Melayu (Maksud, Konsep, Jenis, Ciri dan Contoh) (STPM)

Bahasa Melayu (STPM)

Variasi Bahasa Melayu | Maksud Variasi Bahasa | Konsep Variasi Bahasa | Jenis Variasi Bahasa | Ciri Variasi Bahasa | Contoh Variasi Bahasa | STPM |

Variasi Bahasa Melayu (STPM)

A. Konsep Variasi Bahasa

Bahasa Melayu merupakan sebuah bahasa yang sangat luas dan kaya dengan berbagai variasi yang menarik. Semakin banyak jumlah penutur suatu bahasa, semakin luas pula daerah penyebarannya, dan semakin banyak perbedaan dalam penggunaannya. Dalam konteks bahasa Melayu, terdapat berbagai dialek yang digunakan sesuai dengan wilayahnya, seperti dialek Kelantan, Terengganu, Kedah, Negeri Sembilan, dan Johor. Variasi-variasi ini menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan dalam penggunaan bahasa Melayu.


Selain itu, faktor-faktor sosial juga memainkan peranan penting dalam menciptakan variasi bahasa ini. Latar belakang pendidikan, jenis pekerjaan, dan kedudukan sosioekonomi penutur juga ikut mempengaruhi penggunaan bahasa Melayu. Setiap individu atau kelompok dalam masyarakat dapat memiliki gaya bahasa yang unik, yang tercermin dalam dialek atau variasi bahasa yang mereka gunakan.

Variasi bahasa Melayu ini mencerminkan keanekaragaman budaya dan identitas masyarakat Malaysia. Dialek-dialek yang berbeda menunjukkan kekayaan warisan budaya setiap daerah, sementara variasi bahasa yang terbentuk berdasarkan faktor sosial menggambarkan kompleksitas hubungan sosial dalam masyarakat. Menyadari variasi bahasa ini akan membantu kita memahami dan menghargai keberagaman bahasa dan budaya di Malaysia.

Dalam konteks penggunaan bahasa Melayu, penting bagi kita untuk menghormati dan memahami variasi-variasi ini. Setiap variasi bahasa memiliki nilai dan kegunaannya sendiri dalam konteks yang sesuai. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap variasi bahasa Melayu, kita dapat memperkaya komunikasi dan pemahaman antarindividu serta memperkukuh identitas kebahasaan kita sebagai bangsa.

B. Jenis Variasi Bahasa

1. Bahasa Formal


Bahasa formal, atau yang juga dikenal sebagai bahasa surat, merupakan variasi bahasa Melayu yang digunakan dalam konteks tulisan rasmi. Bahasa formal ini termasuk dalam kategori bahasa baku dan bahasa istana. Dalam penggunaannya, bahasa formal menunjukkan kekawalan yang tinggi terhadap penggunaan bahasa, di mana perkataan, frasa, dan ayatnya lengkap, tersusun dengan baik, memiliki tingkat keformalan yang tinggi, dan sifatnya halus. Dalam bahasa formal, perkataan dalam binaan ayat tidak dipotong-potong seperti yang biasa terjadi dalam variasi bahasa Melayu lisan. Selain itu, bahasa formal juga menggunakan kata panggilan dan kata ganti nama diri yang bersifat rasmi.

Contoh penggunaan bahasa formal:


Akhirnya dunia menyaksikan satu tindakan yang menggembirakan ke arah memastikan penjenayah perang dihadapkan ke muka pengadilan. Bekas Presiden Yugoslavia, Slobodan Milosevic diserahkan kepada tribunal jenayah perang di The Hague Jumaat lalu. Inilah satu langkah berani yang perlu dipuji dan dibanggakan.

2. Bahasa Baku

Bahasa baku merujuk kepada variasi bahasa Melayu yang dipilih untuk mewakili bahasa secara menyeluruh. Bahasa ini digunakan oleh orang dari berbagai dialek ketika berkomunikasi secara rasmi, dengan menggugurkan sebagian besar ciri atau unsur dialek masing-masing, sehingga tercipta keadaan saling memahami dalam percakapan. Bahasa baku ini telah mengalami proses pengekodan, diterima oleh masyarakat, dan menjadi norma kebahasaan bagi seluruh masyarakat yang menggunakannya. Bahasa baku ditandai dengan keseragaman dari segi ejaan, sebutan, tata bahasa, kosa kata, istilah, perkamusan, dan laras bahasa.

Contoh penggunaan bahasa baku:

Datang dari mana? (Bukan: Datang mana?)

Anda tinggal di mana? (Bukan: Tinggal mana?)

Encik pergi ke mana? (Bukan: Encik pergi mana?)

3. Bahasa Istana

Bahasa istana, juga dikenal sebagai bahasa diraja, adalah bahasa khusus yang digunakan dalam kalangan keluarga diraja dan acara-acara rasmi yang melibatkan raja dan kerabat diraja. Bahasa ini termasuk dalam kategori bahasa halus dengan pengucapan yang lembut, sopan, beradab, dan menghormati. Bahasa istana bersifat baku dan memiliki bentuk yang jumud, artinya bahasa ini telah menjadi tetap dan tidak berubah sejak dahulu. Selain itu, bahasa istana juga ditandai dengan penggunaan kosakata yang berasal dari bahasa Sanskrit.

Contoh penggunaan bahasa istana:


  • Pemulukan = perkataan atau perbuatan yang menyanjung raja: meletakkan raja pada taraf yang tinggi berbanding rakyat biasa.
  • Pendinaan = perendahan diri terhadap raja.
  • Anugerah = pemberian.
  • Beradu = tidur.
  • Gering = sakit.
  • Santap = makan.
  • Mangkat = meninggal dunia.
  • Mencemar duli = datang.
  • Berangkat = pergi.
  • Bersiram = mandi.
  • Murka = marah.
  • Menjunjung kasih = terima kasih.

Variasi bahasa formal, baku, dan istana dalam bahasa Melayu mencerminkan tingkat keformalan, keakraban, dan konteks penggunaannya. Pemahaman dan penggunaan yang tepat terhadap variasi-variasi ini penting dalam situasi komunikasi yang sesuai, baik dalam konteks tulisan resmi, percakapan resmi, maupun interaksi dengan keluarga diraja.

4. Bahasa Tak Formal

Bahasa tak formal merupakan variasi bahasa Melayu yang digunakan dalam situasi yang tidak resmi. Bahasa ini tidak mengikuti peraturan bahasa formal dan bahasa baku. Dalam kategori bahasa tak formal, terdapat beberapa variasi, antara lain dialek, bahasa slanga, bahasa pasar, bahasa basahan, dan lain-lain. Variasi-variasi ini umumnya tidak digunakan dalam keadaan formal.

a. Dialek

Dialek merujuk kepada variasi bahasa Melayu yang tidak memiliki sifat standard, karena hanya digunakan dan dipahami oleh masyarakat atau kawasan tertentu. Dialek ini melibatkan perbedaan dalam sebutan, bentuk kata, dan penggunaan perkataan yang berbeda dengan variasi bahasa Melayu standard. Setiap daerah atau bahagian negeri memiliki dialek dengan pelat sebutan yang khas.

Contoh penggunaan dialek:

  • Dah (Kepulauan Utara) = Sudah (Standard)
  • Mak (Kelantan) = Emak (Standard)
  • I tak boleh janji akan datang ke majlis you (Bahasa Pasar) = Saya tidak bisa berjanji untuk datang ke majlis Anda (Standard)
  • Ana pasti bantu anta (Dialek Terengganu) = Saya pasti akan membantu kamu (Standard)

b. Bahasa Slanga

Bahasa slanga adalah jenis bahasa terbatas yang digunakan oleh golongan atau kelas tertentu dalam suatu masa tertentu dengan pengertian tertentu. Bahasa slanga juga dikenal sebagai bahasa kutu atau bahasa rocker. Bahasa slanga ditandai dengan penggunaan perkataan yang disingkat, percampuran kode atau bahasa, dan gaya bahasa yang bebas dari aturan-aturan tata bahasa.

Contoh penggunaan bahasa slanga:

  • Bro (disingkat dari “brother”) = Sahabat, teman
  • Geng (dari bahasa Inggris “gang”) = Kelompok, teman-teman
  • Boleh tahan (dari bahasa pasar) = Bagus, menarik, tidak buruk

Dalam bahasa tak formal, variasi-variasi ini mencerminkan kebebasan ekspresi dan keakraban dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tak formal dapat menciptakan identitas kelompok dan kekhasan dalam komunitas yang menggunakan variasi bahasa tersebut. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan bahasa tak formal perlu disesuaikan dengan situasi dan konteks yang tepat untuk memastikan komunikasi yang efektif.

Penutup

Variasi bahasa Melayu merupakan fenomena yang sangat menarik dan menjadi cermin kekayaan budaya dan identitas bahasa Malaysia. Bahasa formal, bahasa baku, bahasa istana, serta bahasa tak formal seperti dialek dan bahasa slanga, semuanya memiliki peran dan ciri khas yang membedakan satu sama lain. Memahami variasi-variasi ini menjadi penting dalam upaya memahami dan mengapresiasi keanekaragaman bahasa dan budaya yang ada di Malaysia.

Dalam setiap variasi bahasa Melayu, terdapat keunikan dan nuansa yang memperkaya komunikasi dan interaksi sosial antara individu dan kelompok dalam masyarakat. Variasi bahasa mencerminkan latar belakang sosial, geografis, dan kultural dari penutur bahasa tersebut. Setiap variasi bahasa memberikan warna dan identitas tersendiri dalam komunitas yang menggunakannya.

Penting bagi kita untuk menghargai dan memahami variasi-variasi bahasa Melayu ini, baik dalam konteks formal maupun tidak formal. Dengan pemahaman yang mendalam, kita dapat memperkaya komunikasi antarindividu, menghormati identitas bahasa dan budaya setiap daerah, serta memperkukuh persatuan dan kebanggaan sebagai bangsa yang beragam budaya di Malaysia.

Dalam menjaga dan melestarikan variasi bahasa Melayu, penting juga bagi kita untuk melihatnya sebagai sumber kekayaan yang harus dilestarikan. Melalui pemeliharaan dan penggunaan yang tepat, kita dapat memastikan bahwa variasi-variasi bahasa Melayu terus hidup dan berkembang sebagai warisan budaya yang tak ternilai harganya.


Dengan menghargai dan memahami variasi-variasi bahasa Melayu, kita turut berkontribusi dalam memperkuat keanekaragaman bahasa dan budaya, serta memupuk rasa saling pengertian dan toleransi di antara kita sebagai warga negara Malaysia yang bangga dengan warisan bahasa dan budaya kita.

READ :   Pragmatik dalam Bahasa Melayu (Konsep, Ciri Ciri, Aspek Kajian) (STPM)

Related posts